Agribisnis Warnabiru.com – Kunyit dan temulawak adalah tanaman yang masuk dalam suku jahe-jahean atau temu-temuan yang sering disebut juga sebagai Zingiberaceae. Kedua tanaman ini sama-sama berasal dari Asia Tenggara dan temulawak sendiri merupakan tanaman asli Indonesia. Saat ini kedua tanaman tersebut sudah menyebar ke Asia, Amerika, dan Eropa. Selain berfungsi sebagai tambahan penyedap masakan, kunyit dan temulawak juga banyak digunakan sebagai obat.
2 tanaman ini termasuk jenis rempah-rempah, dalam bahasa Jawa sering dinamai sebagai empon-empon. Kunyit sendiri memiliki sebutan yang berbeda-beda di beberapa daerah, misalnya di Sunda disebut koneng, kunir di jawa, konyet di madura, dan kunyir di komering. Sementara temulawak sering disebut sebagai koneng gede untuk daerah sunda, untuk daerah madura menyebutnya dengan nama temu labak.
Pengolahan Kunyit dan Temulawak
Kunyit (Curcuma longa Linn) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) memiliki manfaat yang hampir sama, demikian pula dengan pengolahannya. Hal ini dikarenakan kedua tanaman rimpang ini termasuk ke dalam genus curcuma. Dari bentuk tanaman, bentuk rimpang, warna umbi, aroma, hingga usia panen pun hampir sama. Berikut beberapa macam hasil pengolahan kunyit dan temulawak yang sering dijumpai dipasaran:
1. Jamu
Manfaat yang didapat untuk kesehatan tubuh banyak sekali bila kita rutin mengkonsumsi kunyit dan temulawak setiap hari. Misalnya sebagai obat sakit maag, nyeri datang bulan, bengkak pada kulit, meningkatkan nafsu makan, obat sakit kepala, badan panas, pengobatan anemia, obat jerawat, pencegah kanker, pencegah penggumpalan darah, serta dapat berfungsi sebagai anti kejang, anti gatal, anti septik serta anti inflamasi.
Pemanfaatan menjadi jamu dibuat dalam beberapa jenis. Hal ini disesuaikan dari produsen atau industri yang mengolahnya karena ini menyangkut skala usaha yang bersangkutan. Ada yang diolah menjadi jamu godog seperti yang dijual jamu gendongan keliling, jamu bubuk yang terbuat dari sari temulawak dan sari kunyit yang dikeringkan, empon-empon kering, ekstrak kunyit temulawak, serta ada juga yang dalam bentuk kapsul.
2. Bumbu Masakan
Banyak sekali masakan khas Indonesia yang menggunakan kunir. Beberapa diantaranya adalah nasi kuning, gulai, dan kuah bersantan. Selain berfungsi sebagai zat pewarna, kunyit juga menambahkan aroma khas pada masakan. Kandungan antibiotik yang ada didalamnya pun mampu membuat makanan bertahan lebih lama. Karena itulah banyak industri makanan yang membuat kunyit bubuk instant mengingat kebutuhan kunyit untuk masakan Indonesia sangatlah tinggi.
Sedangkan temulawak memang jarang digunakan sebagai bumbu masakan, karena memiliki rasa yang kuat dan aroma yang kurang pas bila dicampur dalam masakan. Untuk itu penggunaan temulawak biasanya sebagai campuran minuman, campuran puding, hingga bahan campuran biskuit / kukis.
3. Bahan Farmasi
Kandungan utama kedua bahan ini adalah curcuma dan minyak atsiri, ini sering dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam dunia farmasi. Curcuma berfungsi sebagai anti inflamasi (anti peradangan) dan anti hepopotoksik (anti racun). Sementara minyak atisiri berperan sebagai anti oksidan, anti mikroba, anti kolestrol dan anti tumor. Selain itu ada kandungan lain yang terdapat pada kunyit dan temulawak seperti seperti karbohidrat, lemak, potein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin C.
Di dunia farmasi, kunyit dan temulawak tidak hanya dijadikan suplemen saja, pemanfaatannya banyak sekali seperti dibuat minyak, pati, bahan campuran pangan, bahan dasar kosmetik, serta IKOT / IOT. Untuk itulah prospek pemasaran tanaman ini sangat cerah baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga anda yang ingin membudidayakannya tidak perlu lagi mengkhawatirkan penjualannya.
Budidaya Kunyit Dan Temulawak Di Lahan Luas
Tertarik untuk mencoba budidaya kunyit dan temulawak? Berikut kami berikan referensinya khusus untuk anda.
Syarat Tumbuh Tanaman
- Suhu udara optimal 19 – 30 derajat celsius
- Curah hujan tahunan 1000 – 4000 mm/tahun
- Penyinaran semi full, lebih baik dibawah naungan
- Tanah berpasir, berkapur dan liat dengan kandungan tinggi organik
- Ketinggian tempat pada 5 – 1000 mdpl
Perlu diketahui, kunyit dan temulawak sangat bagus daya adaptasinya pada daerah tropis seperti Indonesia terhadap perubahan suhu yang esktrim. Mulai dari dataran rendah sampai tinggi pun cocok, hanya saja bila ditanam di dataran rendah akan menghasilkan kandungan pati dan minyak atsiri yang lebih banyak dibandingkan di tanam pada daerah pegunungan. Ketinggian paling optimal pada 240 – 750 mdpl.
Pembibitan Kunyit dan Temulawak
Ada sebagian teknik penanaman kunyit dan temulawak yang tanpa melakukan pembibitan alias langsung ditanam begitu saja di lahan. Sehingga lebih hemat biaya dan tenaga kerja. Akan tetapi kita tidak dapat mengontrol bibit tersebut baik dari tingkat germinasinya maupun dari tingkat perbedaan pertumbuhannya. Berikut teknik pembibitan kunyit dan temulawak yang baik dan benar:
- Pilih rimpang kunyit dan temulawak berkualitas, pilih hanya varietas unggul dan tahan hama penyakit
- Pastikan telah mengalami masa dormansi, jangan yang habis panen. Namun jangan yang sudah kusut.
- Potong kunyit menjadi 1 jari tiap bibit
- Rendam dalam cairan ZPT selama 3-6 jam
- Letakkan di tempat pembibitan selama 1 – 2 bulan sampai siap tanam
Persiapan Lahan
Dikarenakan kita akan menggunakan lahan yang luas dan terbuka, maka proses pengolahan tanahnya cukup kompleks, tidak hanya seperti budidaya dalam polybag atau pot. Beberapa macam persiapan lahan yang harus dilakukan meliputi:
- Pembersihan lahan dari gulma, seresah dedaunan, bebatuan dan pangkal pohon yang sudah ditebang.
- Cangkul sedalam 15-20 cm dan balik tanah sebagai upaya penggemburan
- Buat bedengan dengan lebar 150 cm dan jarak antar bedengan 25 cm.
- Bentuk saluran irigasi pada tepi dan tengah lahan
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 cm dan dibuat 3 lajur dalam 1 bedenganya
Penanaman Bibit
Waktu terbaik untuk menanam kunyit dan temulawak adalah pada awal musim hujan. Sekitar bulan Oktober sampai Desember. Jangan terlambat hingga akhir musim hujan, karena kunyit dan temulawak adalah tanaman tahunan yang akan layu dan mati sementara. Dan akan tumbuh lagi sampai musim hujan datang kembali.
Cara penanaman:
- Siapkan bibit yang sudah siap tanam
- Letakkan bibit pada lubang tanam yang sudah disediakan
- Pastikan posisi tunas menghadap atas, dan akar di bawah
- Tutup dengan tanah tipis tipis
Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan tanaman rimpang yang paling utama ada 2:
- Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk NPK 15 15 15 dengan dosis 250 kg / ha. Sementara untuk pupuk kandang / pupuk organik dosisnya adalah 45 ton / ha. Fungsi pupuk kandang adalah untuk memperbanyak anakan. Pemupukan bisa dilakukan tiap 3 atau 4 bulan sekali sampai masa panen tiba. - Pengendalian OPT
OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang paling sering menyerang kunyit dan temulawak meliputi jamur fusarium yang menyebabkan layu fusarium. Gejalanya akar dan rimpangnya membusuk. Selain itu ada juga layu pseudomonas, ulat jengkal, lalat rimpang, dan ulat tanah. Pengendaliannya adalah dengan menggunakan insektisida dan fungisida dengan dosis tepat guna sesuai dengan takaran yang ditentukan.
Panen
Kedua tanaman ini dapat dipanen pada usia 7-8 bulan sejak tanam, dan panen pada saat ini tergolong sebagai rimpang muda. Kebanyakan industri dan pengepul lebih membutuhkan rimpang tua yang dipanen pada usia 11-12 bulan sejak tanam. Karena kualitas dan kandungannya jauh lebih baik, serta lebih awet.
Mudah bukan budidaya kunyit dan temulawak di lahan luas? Jadi bagi anda yang punya lahan serta punya keinginan untuk mencoba budidaya tanaman herbal ini, segera saja lakukan, terlebih di masa pandemi seperti saat ini, yang mana permintaan kunyit semakin naik pesat.